Tulisanini bertujuan untuk mengungkap nilai-nilai apasajakah yang menjadi landasan dalam pembentukan karakter santri di As-Shuffah Institute? Ilustrasi Khadijah binti Khuwailid, Istri Nabi Muhammad. Foto ShutterstockBagi kamu yang Muslim, tentu sudah mengenal Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Khadijah merupakan perempuan yang berasal dari bangsa Quraisy. Sebelum menikah dengan Nabi, Khadijah sudah pernah menikah dua kali, yaitu dengan Abi Haleh Al Tamimy dan Oteaq Almakzomy. Berbagai sumber mengatakan bahwa saat menikah dengan Nabi Muhammad, Khadijah berusia 40 tahun, sedangkan Nabi berusia 25 tahun. Khadijah merupakan istri yang tulus membantu Nabi Muhammad SAW di setiap perjalanannya. Ia bahkan bersedia menikah dengan Nabi meski Nabi tidak memiliki harta. Padahal Khadijah sendiri merupakan pedagang perempuan yang sukses. Nabi bersama Khadijah menjadi suami istri selama 25 tahun, yaitu 15 tahun sebelum menerima wahyu pertama dan 10 tahun setelahnya hingga Khadijah wafat saat berusia 64 tahun. Kira-kira 3 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Selama bersama Khadijah, Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan poligami kecuali setelah setelah Khadijah wafat. Dari pernikahannya bersama Khadijah, Nabi memiliki enam putra-putri, yaitu Qasim, Abdullah, Ruqayah, Ummu Kultsum, Zaenab, perempuan yang suksesIlustrasi Khadijah binti Khuwailid, Istri Nabi Muhammad. Foto ShutterstockSebelum menikah dengan Nabi Muhammad, Khadijah sudah menjalani profesi sebagai pedagang. Ia merupakan salah satu pedagang sukses pada masanya. Menurut buku The Women of Madina 1995 karya Muhammad ibn Saad, Khadijah memiliki barang dagangan yang lebih banyak daripada dagangan para pengembara pebisnis perempuan yang sukses, Khadijah juga memiliki karyawan yang bertugas menjual barang dagangannya. Pengalamannya dalam berdagang ini lah yang membuat Khadijah mengenal Muhammad yang kala itu masih berusia 25 tahun dan belum memiliki gelar dalam buku Muhammad His Life Based on the Earliest Sources 1983 karya Martin Lings, pada 595 M Khadijah membutuhkan rekan kerja untuk melakukan transaksi di Suriah. Ia memilih Muhammad ibn Abdullah untuk menuntaskan misi dagang Khadijah di Suriah. Bahkan Khadijah bersedia membayar upah Muhammad sebesar dua kali lipat dari itu, Khadijah mengutus salah satu pelayannya, Maysarah, untuk membantu Muhammad. Saat kembali, Maysarah menceritakan cara Muhammad dalam menjalankan bisnis. Ia berhasil membuat bisnis Khadijah mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari perkiraan awal Khadijah. Dari misi tersebut, Muhammad mendapatkan gelar kehormatan Al-Sadiq Yang jujur dan Al-Amin Yang dipercaya.Selain pandai berbisnis, Khadijah juga merupakan pedagang yang murah hati. Ia kerap memberi makanan dan pakaian bagi kelompok miskin dan membantu kerabatnya yang kurang saat akan menikah dengan Nabi Muhammad, Khadijah meyakinkan Nabi melalui temannya bahwa Khadijah memiliki bisnis dan bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Dalam buku yang sama, Muhammad His Life Based on the Earliest Sources, saat akan menikah, Khadijah mempercayakan seorang teman perempuan bernama Nafisa untuk mendekati Muhammad. Ia meminta Nafisa untuk bertanya apakah Muhammad memiliki keinginan untuk tidak punya uang untuk menafkahi seorang istri, Muhammad pun ragu untuk menjawab pertanyaan Nafisa. Namun kemudian Nafisa menyampaikan apakah ia mau menikah dengan perempuan yang memiliki usaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mengetahui hal tersebut, Muhammad setuju untuk bertemu dengan Khadijah. Keduanya pun saling berkonsultasi dengan paman masing-masing dan setuju untuk kisah ini, bisa dilihat bahwa Khadijah merupakan perempuan yang mandiri. Ia bisa memastikan meskipun kala itu Nabi Muhammad tidak memiliki uang untuk menafkahi seorang istri, Khadijah tetap bisa mencukupi kebutuhan dirinya sendiri dengan bisnis yang ia jalani.
AlFutuhat al-Madaniyah: ulasan atas Syu’b al-Imaniyah. Uqud al-Lujain fi Bayan Huquq az-Zaujain: membahas hak dan kewajiban suami isteri. Fath Ghafir al-Khattiyah: ulasan atas Nuzhum al-Jurumiyah al-Musamma bi al-Kaukab al-Jaliyah-nya Imam Abdus Salam bin Mujahid an-Nabrawi. Kitab ini membahas masalah ilmu nahwu (tata bahasa).
loading...Kisah wali besar yang juga guru Imam Junaid Al-Baghdadi menjadi pengemis di pasar patut dijadikan hikmah dan pelajaran. Foto ilustrasi/Ist Imam Junaid Al-Baghdadi rahimahullah 220-298 Hijriyah adalah seorang ulama besar yang bermukim di Baghdad. Nama lengkapnya Al-Junaid bin Muhammad bin al-Junaid Abu Qasim al-Qawariri al-Khazzaz al-Nahawandi Al-Baghdadi As-Syafi' lahir di Nihawand, Persia, tetapi keluarganya bermukim di Baghdad, tempat ia belajar hukum Islam mazhab Syafi'i , dan akhirnya menjadi qadi kepala di Baghdad. Beliau mempelajari ilmu fiqih kepada Abu Tsur al-Kalbi yang merupakan murid langsung dari Imam Asy-Syafi'i.Baca Juga Kisah Ulama Besar Imam Junaidy Saat Bertemu Bahlul Beperilaku Gila Al-Junaid mempelajari ilmu tasawuf dari pamannya sendiri, Syaikh As-Sari as-Saqti hingga akhirnya menjadi ulama yang memiliki banyak murid dan pengikut. Dikisahkan, ada seorang wali besar sekaligus guru Imam Junaid Al-Baghdadi . Beliau adalah Syaikh Imam Abu Ishaq Annuri hari, murid Imam Junaid Al-Baghdadi memergoki Syaikh Imam Abu Ishaq sedang meminta-minta di pasar. Melihat itu, mereka merasa malu dan dengan cepat melaporkan kejadian itu kepada Imam Junaid Al-Baghdadi . "Wahai Imam Junaid , kami merasa malu sebab melihat guru engkau, Syaikh Imam Abu Ishaq Annuri sedang mengemis di pasar," keluh murid Imam Junaid aduan dari muridnya itu, Imam Junaid tidak kaget. Sebab Beliau berkeyakinan bahwa yang dilakukan Syaikh Abu Ishaq Annuri itu merupakan usaha agar orang-orang bersedekah kepadanya dan mendapatkan pertolongan dari Allah. Selain itu mereka dapat selamat di dunia dan akhirat karena terhindar dari sifat kikir serta bakhil. Baca Juga "Sekarang saya mau bersedekah kepada Syaikh Annuri, saksikanlah oleh kalian apa yang akan terjadi," jawab Imam Junaid. Tidak lama kemudian Imam Junaid langsung menimbang emas sebanyak 100 dinar dan dilebihi 1 genggaman. Setelah itu Beliau menyuruh santrinya untuk pergi ke pasar dan memberikan timbangan emas itu kepadaSyaikh Annuri."Wahai Imam, kami mau bersedekah, silakan ambil ini," ucap santri Imam Junaid. Sedekah itu langsung diterima oleh Syaikh Annuri. Kemudian menyuruh santri itu agar mencari timbangan untuk menimbang sedekah yang diberikan. Setelah diketahui jumlah sedekahnya berjumlah 100 dinar lebih 1 genggam, Syaikh Annuri hanya mengambil segenggam saja dan mengembalikan sisanya yang berjumlah 100 Imam Junaid pun pulang dan melaporkan kejadian itu serta mengembalikan emas 100 dinar. Sambil menangis, Imam Junaid berkata kepada para santrinya "Itulah Ahli Hikmah, hanya mengambil hak Allah dan mengembalikan hak manusia." Di dalam Kitab Salalim Al-Fudhola yang merupakan syarah dari Kifayatul Atqiya' dijelaskan bahwa orang faqir terbagi menjadi tiga macam. 1. Orang faqir yang tidak meminta-minta dan tidak mau menerima pemberian orang lain. 2. Orang faqir yang tidak meminta-minta tapi jika diberi orang lain dia akan Orang faqir yang meminta pemberian dari orang akhirat kelak, orang faqir pertama akan masuk kelompok Ruhaniyyin, orang faqir kedua bersama Muqorrobin dan orang faqir ketiga bersama Salalim Al-Fudhola, Syarah dari Kifayatul Atqiya' Baca Juga Wallahu A'lamrhs
Kontak ***Selamat Datang Di Metafisika Center " Pesantren Terpadu Daru Ulil Albab" Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia*****. SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA 1440 HIJRIYAH, Mujahadah Ahad Akhir Majelis Dzikir Ulul Albab Bulan MEI 2019 Insyaallah dilaksanakan pada hari Ahad,26 MEI 2019, jam 14.30 WIB sd 19.00 WIB,**** tempat : Jakarta - Dari Garut, Presiden Joko Widodo melakukan perjalanan darat menuju Karawang, Jawa Barat. Tiba di Karawang, Jokowi menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Al tiba di Pondok Pesantren Al Baghdadi, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, Sabtu 19/1/2019 pukul WIB. Acara yang dihadiri yakni peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Syekh Abdul Qodir Al Jaelani. Begitu tiba, Jokowi langsung disambut pengasuh Pondok Pesantren Al Baghdadi yakni KH Junaedi Al Baghdadi. Jokowi kemudian langsung diajak ke panggung hadapan panggung sudah berkumpul puluhan ribu jamaah. Kehadiran Jokowi juga disambut dengan lantunan shalawat Nabi Muhammad sambutannya, Jokowi mengatakan sudah tak asing lagi dengan Ponpes Al Baghdadi dan jemaah Manaqib. Bahkan dia sudah 7 kali bertemu KH Jaelani Al Baghdadi."Ini adalah kunjungan saya yang ketujuh. Meskipun yang ketemu dengan bapak ibu dan saudara sekalian adalah yang kedua atau ketiga. Sebab itu saya sangat bahagia malam hari ini bisa ketemu kembali. Ketemu, dan saya berharap masih bisa ketemu kembali," kata yang dihimpun, jumlah jemaah yang hadir lebih kurang sekitar 400 ribu. Mereka tidak hanya berasal dari Karawang, tetapi juga dari berbagai wilayah lain di Indonesia."Saya datang berbis-bisa bersama jemaah lain dari Lampung. Kita datang karena memang perasaan sudah seperti saudara sendiri yang kuat," kata Ana Riana yang juga mengaku mendapatkan amanat dari KH Jaelani Al Baghdadi untuk membuka cabang Ponpes Al Baghdadi di Lampung Timur. jor/dwia
ImamJunaedi al-Baghdadi, semoga Allah membersihkan sir (rahasia)-nya, berkata:* Saat itu juga Istriku mimpi habib Faqih Assegaf yg bertamu dan tidur di sebelah rumah kita yg posisi L, lalu saat di bukit berbatu, para Orang biasa di giring oleh Para Ulama yg memakai Sorban.. Mimpi bertemu KH Anwar zahid saat mw ceramah di Masjid Al
Kisah Khadijah binti Khuwailid Istri Nabi Muhammad SAW – Pada kesempatan ini Pengetahuan Islam akan membahas mengenai Khadijah Istri Rasulullah. Ia merupakan wanita kaya raya yang merupakan istri pertama dari junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Untuk lebih jelasnya silahkan simak cerita lengkap mengenai Khadijah pada cerita di bawah ini, selamat membaca. Wanita sholehah itu bernama Khadijah, nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, ia berasal dari golongan pembesar di Mekkah. Khadijah al-Kubra memiliki ayah bernama Khuwailid bin Asad dan ibunya bernama Fatimah binti Za’idah, ia berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Pada suatu hari, saat masih pagi buta, dengan penuh kegembiraan Khadijah pergi ke rumah sepupunya yang bernama Waraqah bin Naufal. Khadijah berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat kemana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku”. Kemudian Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat”. Tidak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Nabi Muhammad Saw. Pernikahan Nabi Muhammad dan Khadijah Ketika Nabi Muhammad masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga Muhammad mendapat julukan “Al-Amin”, telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan milik Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Nabi Muhammad. Yang menarik dari pernikahan antara Nabi Muhammad dan Khadijah adalah Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Beliau, Padahal pada saat itu bangsa Arab jahiliyah memiliki adat, pantang bagi seorang wanita untuk meminang pria dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu Nafisah Binti Munyah dan peminangan dibuat melalui paman Muhammad yaitu Abu Thalib. Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Beliau ini, sehingga ia tidak memperduliakan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya. Khadijah juga merupakan wanita yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad ia mengatakan, “Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Persia dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk.” Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, sedangkan Nabi Muhammad saat ini masih berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan juga terkenal. Khadijah dapat hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Namun ada beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Kesetiaan Khadijah Sewaktu malaikat turun membawa wahyu kepada Muhammad maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui kenabian suaminya, dan wanita pertama yang memeluk Islam, sehingga ia termasuk as-Sabiqun al-Awwalun orang pertama yang memeluk islam. Sepanjang hidupnya bersama Nabi, Khadijah begitu setia menemaninya dalam setiap peristiwa baik suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira’, Khadijah pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluan suaminya. Seandainya suaminya agak lama tidak pulang ke rumah, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan Nabi Muhammad. Sekiranya Nabi Muhammad khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Beliau pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, beliau coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburkan, sehingga suaminya benar-benar merasai tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan mereka dihadapi bersama. Kemudian Allah mengkaruniakannya 3 orang anak, mereka adalah Qasim, Abdullah, dan Fatimah. Khadijah merupakan wanita yang sholehah, ia sangat berbakti kepada sang suami. Misalnya dalam banyak kegiatan pribadatan suaminya, Khadijah bisa dipastikan selalu bersama nabi Muhammad dan membantunya, sepertinya menyediakan air untuk berwudu suaminya. Sehingga sangat wajar jika dalam salah satu sabda Nabi muhammad, disebutkan keistimewaan Khadijah, “Di saat semua orang mengusir dan menjauhiku, ia beriman kepadaku. Ketika semua orang mendustakan aku, ia meyakini kejujuranku. Sewaktu semua orang menyisihkanku, ia menyerahkan seluruh harta kekayaannya kepadaku.” Khadijah meninggal pada usia 64 tahun 6 bulan. ia menjadi istri nabi muhammad selama 24 tahun, hidup bersama nabi Muhammad, menemaninya dalam suka dan duka. Itulah tentang Kisah Khadijah binti Khuwailid Istri Nabi Muhammad SAW. Ia merupakan wanita sholehah yang patut menjadi tauladan para wanita muslimah. Semoga para wanita dapat meneladani sifat-sifat Khadijah Aamiin.

Dahulu tahun 1970-an ada figur ulama sepuh sekaligus seorang sufi asal Kampung Lempuyang yang mukim di Kampung Kalapian, Desa Kalapian Kecamatan Pontang Kabupaten Serang Banten. Masyarakat Serang Utara menyebutnya Yai San Sepuh atau Yai Kramat. Bisa jadi karena hampir semua masyarakat berduyun-duyun ngalap barakah kepadanya, terutama

sekedar sharing bagi yang membutuhkan cerita perjalanan bagong bertemu ahli tarekat Junaidi Al baghdadi di Kalimantan
SejarahSholawat Kubro. Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah mengutus kekasihNya termulia Rosululloh Muhammad SAW sebagai pembawa cahaya kebenaran hidayah Iman dan Islam bagi seluruh umat manusia. Sebagai bukti cinta pada Rosululloh SAW, maka seharusnya kita mengikuti sunnah beliau dan memperbanyak sholawat
Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum Hijriyah, di sebuah keluarga yang mulia dan terhormat. Dia tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku terpuji. Ulet, cerdas dan penyayang merupakan karakter khusus kepribadiannya. Sehingga masyarakat di zaman Jahiliyah menjulukinya sebagai At-Thahirah seorang wanita yang suci.Selain itu, Khadijah juga berprofesi sebagai pedagang yang mempunyai modal sehingga bisa mengupah orang untuk menjalankan usahanya. Kemudian Khadijah akan membagi keuntungan dari perolehan usaha tersebut. Rombongan dagang miliknya juga seperti umumnya rombongan dagang kaum Quraisy suatu saat dia mendengar tentang Rasulullah SAW, sesuatu yang menarik perhatian Khadijah tentang kejujuran, amanah, dan kemuliaan akhlak Khadijah memberikan pekerjaan kepada Rasulullah agar menjalankan barang dagangannya ke negeri Syam dengan ditemani anak bernama Maisarah. Beliau diberi modal yang cukup besar dibandingkan lainnya. Rasulullah menerima pekerjaan tersebut dan disertai Maisarah menuju kota Syam. Sesampainya di negeri tersebut beliau mulai menjual barang dagangannya, dan kemudian hasil dari penjualan tersebut beliau belikan barang lagi untuk dijual di Makkah. Setelah misi dagangnya selesai, beliau bergabung dengan kafilah kembali ke Makkah bersama Maisarah. Keuntungan yang didapatkan Rasulullah sungguh berlipat ganda, sehingga Khadijah menambahkan bonus untuk beliau dari hasil penjualan di Makkah, Maisarah menceritakan perilaku baik Rasulullah yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Khadijah merasa tertarik dengan cerita tersebut dan segera mengutus Maisarah untuk datang pada Rasulullah. Dan menyampaikan pesannya untuk beliau. “Wahai anak pamanku, aku senang kepadamu karena kekerabatan, kekuasaan terhadap kaummu, amanahmu, kepribadianmu yang baik, dan kejujuran perkataanmu.” Kemudian Khadijah menawarkan dirinya kepada Rasulullah. . 266 414 430 92 279 167 368 99

istri kh junaedi al baghdadi